Apa itu sebetulnya gaya hidup organik? Gaya hidup organik adalah pola hidup mengkonsumsi makanan dan minuman yang yang tidak mengandung bahan-bahan kimia: zat perasa, zat pengawet, zat pemanis, dan lain-lain.

Ini termasuk tidak mengkonsumsi pangan makanan yang diproduksi dengan menggunakan bantuan bahan kimia seperti pupuk dan hormon sintetis, serta pestisida, baik sebelum maupun sesudah panen. Pestisida juga memusnahkan mikroba penghasil enzim-enzim vitamin yang dibutuhkan tanaman. Pada tanaman organik, pupuknya terbuat dari kotoran ternak dan limbah hasil pertanian. Dan untuk mengenyahkan hama tanaman, digunakan predator spesies binatang.
Buah-buahan dan sayuran yang sering terkontaminasi oleh pestisida atau nonorganik yang dikonsumsi oleh manusia, dapat memperbesar risiko kanker, gangguan pada fungsi otak, mutasi gen, dan gangguan kesuburan khususnya produksi sperma. Selain itu, karena proses produksi makanan organik tidak melibatkan unsur kimiawi, walhasil, kandungan vitamin, mineral, dan nutrisi tanaman organik, jauh lebih tinggi ketimbang tanaman konvensional.
Hasil penelitian juga menunjukkan, kandungan mineral, kalsium, fosfor, dan magnesium pada kubis, selada, dan tomat—yang diproduksi secara organik—jauh lebih tinggi. Tomat organik misalnya, kandungan kalsiumnya hingga 23 mg, sedangkan tomat non-organik hanya mengandung 5 mg kalsium. Apalagi, kadar antioksidan dalam pangan organik jauh lebih tinggi 30%, dibandingkan pangan nonorganik.
Faktor yang memicu tingginya kandungan nutrisi pada pangan organik, karena radiasi yang dialami produk nonorganik. Ya, produk nonorganik memanfaatkan sinar radiasi untuk membasmi kuman, menghancurkan bakteri, dan agar awet. Di lain pihak, radiasi ini menghancurkan beberapa komponen molekul kimia, dan mengubahnya menjadi radikal bebas. Sayuran yang diradiasi, kandungan vitamin A, B kompleks, C, E, dan K, berkurang hingga 80%. Pangan organik tidak membutuhkan bantuan bahan kimia untuk diawetkan. Sebab, tanah yang untuk ditanami oleh pangan organik, lebih subur. Ini mempengaruhi kadar nutrisi dalam tanaman organik dan membuatnya lebih awet.
Manfaat lain dari mengkonsumsi pangan organik, yakni untuk detoksifikasi. Pangan organik mengandung pelbagai zat untuk membantu membersihkan darah, membuang racun yang menumpuk dalam sel, dan meregenerasi sel-sel baru. Ibu yang menkonsumsi pangan organik, di masa kehamilan, akan menurunkan resiko melahirkan bayi cacat. Karena, sayuran dan buah-buahan organik banyak mengandung asam folat, yang berperan membentuk kerangka otak dalam janin. Kekurangan asam folat, menyebabkan ubun-ubun janin menjadi lembek dan tengkorak otak tidak tertutup rapat-rapat. Sebab itu, jangan jadikan gaya hidup organik sebagai sekadar tren, alias pola hidup yang hanya diterapkan sesaat kemudian lekang oleh waktu.
Sumber:glministry.com
selain sehat ..budidaya sayuran organik juga lebih ramah lingkungan
so..back to nature…
info nya sangat bermanfaat