Skip to content

Jenis Meditasi dan Manfaatnya

Inti dari berbagai jenis meditasi adalah hidup saat. Artinya dalam semua jenis meditasi ini merasakan momen saat ini adalah kuncinya, dalam meditasi ini pikiran tidak pergi ke masa lalu ataupun ke masa depan.

Beragam jenis meditasi tersebut dapat dilakukan dengan mata terbuka, tertutup atau setengah tertutup. Secara umum meditasi dilakukan dengan berdiam diri(pasif) tapi ada juga jenis meditasi yang dapat dilakukan dengan bekerja atau bergerak(aktif).

Daftar Isi

Jenis Meditasi Secara Umum

1. Meditasi mindfulness

Meditasi mindfulness adalah meditasi yang menggabungkan konsentrasi dan kesadaran. Meditasi ini mengajarkanmu untuk fokus ke momen saat ini, bukan ke masa lalu atau masa depan.

Saat melakukan meditasi mindfulness, kamu harus memusatkan perhatian pada keadaan di sekitarmu. Jangan lupa untuk melakukannya secara rutin, sebab meditasi mindfulness punya banyak manfaat. Peneliti menunjukkan bahwa meditasi ini dapat mengurangi depresi, kecemasan, dan stres.

2. Meditasi fokus

Jika kamu punya masalah mempertahankan fokus, kamu bisa melatihnya dengan melakukan meditasi fokus. Meditasi ini akan melibatkan panca inderamu untuk tetap berkonsentrasi.

Ada beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk bermeditasi fokus. Misalnya, kamu bisa memfokuskan pikiranmu pada irama napas atau suara jam yang berdenting. Mungkin awalnya akan sulit karena melatih fokus tidak pernah mudah, tetapi kamu bisa melatihnya secara perlahan.

3. Meditasi visual

Meditasi visual menggunakan imajinasi akan hal-hal yang menyenangkan.Sebelum memulai meditasi visual, ada baiknya kamu mencari tahu terlebih dahulu hal-hal yang membahagiakan dirimu.

Kemudian, kamu bisa memejamkan mata dan membayangkannya. Biarkan perasaan bahagia yang kamu alami meresap ke alam bawah sadarmu.

4. Meditasi spiritual

Meditasi spiritual cocok untuk kamu yang ingin mendekatkan diri dengan Tuhan dan alam semesta. Melalui meditasi spiritual, kamu dapat merenungkan hidup dan hal-hal yang terjadi di sekitarmu.

Kamu bisa melakukan meditasi ini dengan mengucapkan doa atau pujian yang sesuai dengan kepercayaan yang kamu anut. Saat melakukannya, jangan lupa untuk tetap tenang. Sebab dalam meditasi spiritual, keheningan adalah hal yang paling penting.

Salah cara meditasi spiritual adalah meditasi lilin yang dikembangkan oleh Prof. Suryani dari Bali.

5. Meditasi cinta kasih

Meditasi cinta kasih biasa disebut dengan meditasi metta. Sama seperti namanya, meditasi cinta kasih bertujuan untuk meningkatkan perasaan cinta dan kasih sayang pada diri kita. Hal yang paling penting dalam meditasi adalah kata-kata positif tentang cinta.

6. Meditasi transendental

Jika kamu baru belajar meditasi, meditasi transendental adalah pilihan yang tepat. Meditasi ini menjadi meditasi yang paling banyak disukai pemula karena mudah dilakukan.

Untuk memulai meditasi transendental, kamu hanya perlu duduk tenang dan memperhatikan napasmu. Jika kegiatan ini dilakukan secara rutin, maka kamu akan memperoleh self-awareness dan meningkatkan spiritualitas.

7. Meditasi movement

Apakah kamu merasa kesulitan bermeditasi karena tidak bisa berdiam diri? Tenang saja, kamu bisa melakukan meditasi movement.

Meditasi ini memungkinkanmu bisa tetap bergerak aktif saat bermeditasi. Salah satu jenis meditasi movement yang terkenal adalah yoga. Selain yoga, kamu juga bisa bermeditasi movement dengan berjalan singkat sambil menghirup udara segar dan melihat pemandangan.

Meditasi akan berperan jika dijalankan dan bukan sekedar dipahami saja. Bagi Anda  yang ingin memasuki dan menjalankan meditasi maka pengetahuan, pengantar tentang apa itu meditasi dan jenis-jenisnya tentu dibutuhkan. Salah satu pengantar dan pemahaman tentang meditasi ditulis oleh Sudrijanta, SJ dalam  ebook yang berjudul “Titik Hening – Meditasi Tanpa Obyek”.

Jenis Meditasi Berdasarkan Objek

Dari segi metodologi, terdapat dua jenis meditasi, yaitu meditasi dengan objek dan meditasi tanpa objek.

Meditasi Dengan Objek

Meditasi dengan objek selalu memiliki tujuan tertentu dan mempunyai teknik atau metode untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan meditasi dengan objek bisa banyak ragamnya. Misalnya, meditasi untuk mencapai ketenangan, kedamaian, kebahagiaan, keheningan, kekosongan. Ada meditasi untuk mendapatkan pengampunan, pembebasan, cinta, welas asih, kemurahan hati, atau keutamaan-keutamaan lain. Ada meditasi untuk penyembuhan diri atau untuk menyembuhkan orang lain.

Ada meditasi dengan objek untuk mengembangkan daya kontak batin (telepati) agar mampu membaca pikiran atau keadaan mental orang lain, untuk mengembangkan daya terawang jauh (clairvoyance) agar mampu mengetahui objek atau kejadian dari jarak jauh, untuk mengembangkan tenaga dalam (psikokinesis) agar bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, atau kehendak pada benda atau orang lain tanpa medium atau sarana yang dikenal. Ada meditasi untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi (prekognisi) atau peristiwa yang telah terjadi (retrokognisi) tanpa proses yang dikenal akal maupun indra. Ada meditasi untuk melihat kehidupan diri pada masa lampau (regresi hypnosis) atau untuk melihat kehidupan diri di masa yang akan datang (progresi hypnosis). Ada meditasi untuk merasakan pengalaman di luar tubuh (ngraga sukma).

Ada meditasi dengan objek untuk bisa melihat dan berkomunikasi dengan alam roh atau makhluk halus. Meditasi untuk mencapai kesatuan dengan alam semesta atau bersatu dengan Tuhan termasuk dalam kelompok ini.

Karena tujuan meditasi objek beragam, maka teknik atau metode yang dikembangkan juga banyak macamnya. Ada meditasi yang berfokus pada nafas atau sensasi tubuh.

Ada meditasi dengan menggunakan bantuan music atau lagu. Ada meditasi dengan mendaraskan atau mengulang-ulang mantra atau kata-kata suci. Ada meditasi yang menggunakan daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, kehendak.

Ada meditasi yang menggunakan daya penalaran. Ada meditasi yang menggunakan daya-daya imaginasi atau visualisasi.

Meditasi Tanpa Objek

Berbeda dari meditasi dengan objek, meditasi tanpa objek tidak memiliki tujuan apapun selain sadar dari saat ke saat dalam waktu yang lama. Karena tidak memiliki tujuan apapun selain berada dalam keadaan-sadar dalam waktu yang lama, maka tidak ada pula teknik atau metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek tidak bisa sengaja dilatihkan, tidak bisa dicapai dengan daya upaya atau dengan kekuatan kehendak, bukan hasil dari teknik atau metode tertentu. Kesadaran meditatif ini datang dengan sendirinya ketika orang sadar bahwa tidak sadar. Kesadaran meditatif ini muncul tanpa disengaja, tidak bisa diduga, tidak bisa diantisipasi, tidak bisa diharapkan, bukan hasil dari keinginan, kehendak atau daya upaya. Ia datang seperti pencuri di malam hari ketika seluruh gerak batin berhenti dan diam.

Kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek berbeda dari kesadaran meditatif dengan objek. Kesadaran meditatif dalam meditasi dengan objek masih bekerja dalam lingkup pikiran/ego/diri yang halus. Sebaliknya, kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek bekerja di luar pikiran/ego/diri.

Kesadaran meditatif dalam meditasi dengan objek masih dipengaruhi oleh doktrin, kepercayaan, atau konsep-konsep teologis, filosofis atau metafisik yang dibatinkan dalam diri si pemeditasi. Sementara kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek bebas dari doktrin, bebas dari kepercayaan, bebas dari konsep-konsep.

Kebenaran yang ditangkap oleh kesadaran meditasi dengan objek adalah kebenaran yang terbatasi atau terkondisi oleh kepercayaan atau pengetahuan. Oleh karena itu, ada banyak kebenaran menurut doktrin yang berbeda-beda dan ada banyak jalan untuk mencapainya. Dalam kesadaran meditasi tanpa objek, kebenaran doktrinal bukanlah kebenaran sejati. Untuk mencapati kebenaran sejati, tidak ada jalan. Kalaupun ada, jalan itu tidak lain adalah kesadaran meditatif yang melampaui kesadaran pikiran.

Kehadiran seorang guru dalam meditasi dengan objek dibutuhkan, karena tanpa kehadiran seorang guru pemeditasi bisa mengalami gangguan mental tertentu. Dalam meditasi tanpa objek, kehadiran seorang guru tidak dibutuhkan. Meditasi tanpa objek juga tidak membawa resiko atau bahaya apapun.

Ego/diri dalam kesadaran meditasi dengan objek dimengerti sebagai suatu entitas ontologis yang dipercaya bisa berevolusi dari ego/diri yang rendah menuju ego/diri yang tinggi, dari ego/diri yang palsu menuju ego/diri yang sejati. Dalam meditasi tanpa objek ego/diri merupakan entitas ilusif yang diciptakan pikiran. Ego/diri tidak bisa menjadi baik atau tidak bisa mencapai kebaikan yang sesungguhnya. Kebaikan yang sesungguhnya terlahir ketika ego/diri diruntuhkan seluruhnya.

Perubahan batin dalam meditasi dengan objek merupakan suatu hasil dari proses pengolahan diri atau pergulatan batin yang panjang dalam waktu. Perubahan batin dalam meditasi tanpa objek terjadi seketika, di luar waktu, tanpa pergulatan atau konflik.

Pengalaman dalam meditasi dengan objek menjadi sangat penting. Lewat pengalaman, orang belajar untuk meningkatkan kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan. Semakin memiliki banyak pengalaman, orang tumbuh dalam kearifan. Dalam meditasi tanpa objek, kearifan terlahir bukan sebagai akumulasi pengalaman. Kearifan yang sesungguhnya terlahir ketika seluruh pengalaman runtuh atau keterkondisian batin oleh pengalaman berakhir secara total.

Dalam meditasi dengan objek, mengumpulkan dan memiliki pengalaman merupakan hal yang amat penting; sementara dalam meditasi tanpa objek, tidak ada yang lebih penting daripada kemampuan melihat dalam kejernihan batin. Untuk melihat dalam kejernihan, pengalaman, pengetahuan, kepercayaan yang seringkali menjadi latar penyaring dalam melihat justru menjadi perintang utama. Terang atau kejernihan dalam melihat segala sesuatu membuat batin terbebaskan dari apa saja yang dilihat. Batin yang bebas dari keterkondisian adalah batin yang hening, murni, suci, religius dan batin yang hening, mungkin mampu melihat Kebenaran Sejati.

 

Catatan Kabarsehat:

Memang benar bahwa meditasi dengan obyek cenderung memperkuat ego, tetapi jika meditasi dipahami hanya sebagai how to saja sama dengan how to bagaimana menggunakan komputer tentu tidak selalu berhubungan dengan aspek ego.

Ego atau aku akan muncul dalam kehidupan sebagai manusia tapi harus “dilepaskan” utuk proses berikutnya.