Pria yang pada tanggal 7 Desember 2010 lalu berusia 33 tahun ini sukses mencetak rekor Muri sebagai penulis buku sastra terbanyak dalam setahun. Dia mampu melahirkan 30 buku sastra pada 2009–2010.

Hidup bersama alam telah menjadi cita-cita Leonowens S.P. Meski terlahir dan besar di kota metropolitan, anak pertama dari pengusaha di Jakarta ini memilih tinggal di pegunungan agar bisa menikmati keindahan alam.
“Saya mencintai keasrian yang masih tersisa di bumi Nusantara ini, sedangkan saudara-saudara saya memilih tinggal di Kanada,” ujar Leon, panggilan Leonowens. Keinginan itu terwujud setelah dia bekerja di perusahaan agribisnis sebagai public relation manager. Dia harus tinggal di ladang perkebunan luas di pegunungan Pematang Siantar, Sumatera Utara, sejak empat tahun lalu. Lokasi ladang itu sangat jauh, sekitar 125 kilometer dari Medan.
Tak ayal, Leon harus bersusah payah “turun gunung” jika ingin melakukan aktivitas peradaban modern, seperti berinternet atau berbelanja di supermarket. “Kalau mau ngirim e-mail atau memperbaiki komputer yang rusak, ya harus ke Medan yang ditempuh seharian dengan perjalanan darat,” kata peraih The Best Writer Nederlands 2007 itu.
Selain terpencil, di rumah Leon, sinyal telepon seluler tidak selalu ada. Karena itu, dia lebih suka menggunakan SMS untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Tak heran, ketika ingin mengirimkan esai, solilokui, puisi, prosa liris, aforisme, artikel lepas, atau monolog ke media atau penerbit, Leon harus turun gunung. Dia mesti ke Medan untuk mencari internet. “Dan, naskah harus saya ketik rapi terlebih dahulu baru saya bawa ke Medan untuk dikirim via e-mail,” lanjutnya.
Tidak hanya soal internet. Leon kadang juga terganggu oleh listrik di tempatnya bekerja yang tiba-tiba padam saat dia sedang asyik-asyiknya menulis di komputer. Segala sesuatunya menjadi sulit karena fasilitas telekomunikasi yang terbatas.
Pada 2006 dan 2007, saat teknologi internet belum semodern sekarang, dia pernah mendapati pengalaman buruk. E-mail berisi naskah buku-buku yang dikirimkannya ke penerbit di-hack (jebol) orang lain. “Naskah saya dihambur-hamburkan ke milis-milis. Saya betul-betul sedih,” ujarnya.
Leon pun terpaksa merevisi ulang naskah-naskah siap terbit tersebut. Maka, mau tidak mau, Leon harus naik turun gunung untuk mengirimkan naskahnya. Meski begitu, dia tidak pernah menyerah dengan kondisi itu. “Memang dibutuhkan tekad dan kesabaran untuk terus menulis dan berkarya. Sejarah menunjukkan, hanya orang-orang yang memiliki tekad kuat yang akan dapat menembus rintangan apa pun, bahkan yang melampaui batas nalar kita sendiri,” ungkapnya.
Pada 2009 hasrat menulisnya semakin menggebu. Dalam sebulan Leon bisa melahirkan 2″3 buku dengan topik dan isi yang berbeda. Misalnya, trilogi Karmakala, Ragakala, dan Arcakala. Dia juga membuat trilogi buku yang lain, yaitu Kandelar, Genevieve, dan Saint Leon. Sebagian buku karya Leon menitikberatkan bangunan logika pemikiran, sebagian lagi pada perasaan atau seni mengelola perasaan.
Dia tidak ingin menyia-nyiakan setiap ide yang muncul di benaknya. Karena itu, begitu mendapatkan gagasan, dia langsung mewujudkannya di komputer. “Saya lebih mengutamakan kualitas tulisan daripada kuantitas buku yang saya ciptakan,” tutur pria yang masih betah melajang itu.
Peraih Anugerah Sastra Indonesia 2009 itu mengakui bantuan teman-temannya di komunitas sastra sangat mendukung dalam upayanya meraih prestasi. “Mereka membantu dalam banyak hal, seperti dorongan, perbandingan, kritik sastra, ulasan, publikasi, informasi, dan tahapan teknis lainnya,” tambahnya.
Tentang rekor Muri yang dicatatnya pada 7 Agustus 2010, Leon mengaku tak pernah memikirkannya. Yang ada dalam pikirannya hanya menulis dan menulis. Menurut dia, penghargaan Muri hanya simbolisasi dari suatu tindakan yang bermanfaat di bidang sastra. “Mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan realitas kemajemukannya adalah tanggung jawab setiap penulis. Sejarah mencatat pentingnya sastra sebagai alat pembudayaan manusia,” ujarnya.
Sejak berusia 19 tahun Leon mulai menikmati sekaligus membuat karya-karya sastra. Namun, dia belum merasa maksimal. Karya-karyanya masih harus berproses hingga menuju bentuk yang ideal dan logis. “Kematangan dalam tulisan hanya dapat dinilai dan diapresiasi pada ruang publik. Tahap perjalanan usia adalah proses dan kualitas karya merupakan hasil proses itu,” sambungnya.
Buku-buka karya Leon tidak hanya dijual di pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar Malaysia, Singapura, Brunei, Tiongkok, Taiwan, Kanada, bahkan Eropa dan Amerika. Hingga kini dia sudah menghasilkan 50 buku karya sastra.
“Banyak penulis berbakat di Indonesia, sayang pemerintah belum mendukung upaya untuk go international. Seharusnya pemerintah menyediakan penerjemah gratis untuk memasarkan karya-karya mereka di luar negeri. Ini salah satu problematika dasar yang dialami penulis Indonesia,” sebutnya.(Profil Leonowens S.P di ambil dari jpnn.com,)
Berikut ini wawancara Leon dengan kabarsehat.com tentang proses kreatif sebagai penulis juga minat dan pengalamannya tentang kesehatan holistik.
Bagaimana kehidupan seorang penulis di mata anda, dalam konteks kesehatan holistik?
Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya.
Jika kata holistik ini dipakai dalam rangka pelayanan kepada orang lain yang membutuhkan maka mempunyai arti layanan yang diberikan kepada sesama atau manusia secara utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual mendapat perhatian yang seimbang.
Seorang penulis tentu saja membutuhkan ke empat aspek tersebut di atas.
Bagaimana proses kreatifitas anda dalam melahirkan sebuah tulisan?
Update dan upgrade, dua kata yang penting bagi saya dalam menjalani proses kreatif sebagai penulis. Update berarti selalu memperbarui apa yang hendak disampaikan kepada pembaca melalui tulisan. Adapun upgrade berarti naik tingkatan dengan upaya mempelajari lebih dalam dari apa yang sudah kita tuliskan.
Bagaimana anda mendapatkan sumber inspirasi dalam penulisan?
Pengamatan. Terkadang saya mengamati hal sampai sedetil-detilnya, mengingatnya dalam pikiran mengenai hal-hal yang aneh dan jarang diperhatikan orang. Ini gaya tulisan yang saya suka, karena saya merasa bisa masuk ke dalam ruang dan waktu di mana saya berada pada tempat tersebut.
Foto. Dari sebuah foto, saya suka mendeskripsikan “caption” dengan beberapa kalimat. Dari sebuah foto, cerita bisa dikarang sesuka hati dan seenak gaya bokong duduk di kursi malas.
Membaca Buku/Koran/Majalah/situs berita/forum. Ini biasanya berupa pendapat ringan dan spontan dari otak saya yang cenderung masih polos.
Lagu. Dari sebuah lagu, saya bisa mendalami isi lagu itu dan menuliskannya ke dalam paragraf, seperti di dalam beberapa tulisan saya zaman dulu pas melo atau kasmaran.
Jalan-jalan. Kalau ini ada hubungannya dengan nomor 1 dan 2. Kalau jalan-jalan saya suka mengamati dan memotret objek2 pemandangan agar bisa jadi kenang-kenangan
Pengalaman pribadi. Hmm… ini saya harus hati-hati. Pengalaman pribadi ada yang layak dibagi ada yang tidak. Kalau semua pengalaman pribadi diceritakan, tidak ada lagi yang namanya pribadi, dong.
Sejarah. Terus terang saya suka sejarah. Sejarah itu menyenangkan untuk disimak. Karena dari sejarah, saya bisa belajar dari kesalahan, kekurangan, bahkan kelebihan masa lalu. Tergantung kita, mau mengulangi sejarah yang mana?
Ngobrol, Denger, Rasa. Ini paket lengkap! Tak perlu saya urai lagi…
Sebagai seorang profesional di bidang lain, bagaimana anda membagi waktu dengan aktifitas menulis?
Waktu bagi semua orang adalah 24 jam, semua tergantung pada pribadi masing-masing bagaimana membagi waktunya. Saya sebagai profesional di bidang lain, menulis buku adalah aktivitas saya di waktu senggang misalnya malam hari ketika pikiran tenang atau pagi dini hari ketika pikiran masih murni.
Sudah berapa karya yang anda hasilkan?Karya apa yang membuat anda puas? Apa yang dimaksud dengan tingkat kepuasan menurut anda sebagai seorang penulis?
Sampai saat ini sudah sekitar 50 an buku, semua karya saya merupakan karya kebanggaan saya tentu saja semuanya sangat berarti bagi saya, mengenai tingkat kepuasaan ini berkaitan dengan animo masyarakat atas buku yang yang saya luncurkan, sangat bersyukur bahwa semua hasil karya saya mendapat tanggapan yang sangat luar biasa dari masyarakat, ini bisa dibuktikan dengan setiap peluncuran buku perdana saya selalu laris di masyarakat.
Dalam konteks kesehatan pikiran dan jiwa, menurut anda apakah seorang penulis sering juga mengeluarkan energi positif dan negatif?
Penulis adalah manusia biasa yang tentu saja bisa mengeluarkan energi positif dan energi negatif, berita baiknya adalah baik negatif maupun positif, bagi penulis adalah signal bagus yang bisa dijadikan ide tulisan, tulisan yang di gabung dengan energi perasaan di dalamnya tentu saja bisa menghasilkan karya yang sangat bernilai.
Dunia menulis konon dikenal sebagai dunia yang sunyi dikalangan masyarakat luas bahkan dikalangan seniman sendiri. Bagaimana pendapat Anda?
Itu adalah mitos. sama sekali tidak benar, penulis lebih banyak mendalami suatu situasi dan mengamati dengan hati-hati. jadi agak berkesan sunyi dan diam padahal dia menelaah dengan hatinya, contohnya seperti saya yang merupakan profesional public relation yang harus berhadapan dengan banyak orang dari segala kalangan tentu saya harus pandai membawa diri, bukan diam seribu bahasa
Apa aktifitas sehari-hari anda? Dan bagaimana anda menjaga kesehatan?
Saya setiap hari selalu minum air putih karena menurut saya pribadi air putih merupakan “Self healing” dari alam, ini sudah dibuktikan oleh banyak ilmuan dan peneliti, selain tidak berkalori, air putih sangat berguna untuk membuang semua kotoran dalam tubuh kita. Selain itu saya menjaga pola makan dan dengan berolah raga setipa hari, saya suka berjalan kaki sejauh 10 km untuk menjaga stamina saya. Juga suplemen makanan seperti vitamin sangat membantu saya dalam menjaga kesehatan.
Apakah anda memiliki tips-tips khusus untuk teman-teman penulis lainnya bagaimana menjaga keseimbangan antara dua profesi yang berbeda?
Tips nya menurut saya bisa membagi waktu dengan baik antara kewajiban di kantor dan waktu senggang untuk menulis. Di kantor pikiran tentu saja harus fokus untuk urusan kantor, bisa saja ide terlintas pada saat kita melakukan pekerjaan di kantor, maka dari itu saya selalu punya notes kecil di saku saya, jika sewaktu-waktu muncul ide, saya mencatatnya di notes kecil kemudian waktu senggang atau malam hari sepulang dari kantor saya luangkan dalam bentuk konsep untuk intisari dari tulisan/karya yang akan saya buat.
Apakah anda memiliki pantangan-pantangan khusus? Seperti vegetarian misalnya?
Mengenai makanan, saya bukan tipe yang sangat pemilih. bagi saya makanan yang sehat adalah 5 sehat 4 sempurna. Di Siantar ini saya belum berumah tangga, jadi saya mengkomsumsi makanan siap saji di luar, disamping itu saya mangkonsumsi buah dan sayur segar ditambah suplemen makanan seperti vitamin, menurut saya itu sudah cukup menunjang karir dan aktivitas saya yang sangat padat setiap harinya. saya belum pernah mencoba bervegetarian, tapi saya akan mencobanya suatu saat.
Apakah anda memiliki rujukan atau orang yang dapat dijadikan panutan dalam menjaga kesehatan?
Saya kurang begitu punya rujukan untuk itu, kalau saya biasanya jika ingin mendapat informasi tentang kesehatan bisa dengan cara membrowsing dari internet dan sekali-kali mengikuti seminar tentang kesehatan yang saya rasa bisa membawa ide dan manfaat bagi saya untuk menjaga kesehatan saya ke depannya.
Bagaimana dengan kehidupan anda selama tinggal di gunung? Apakah memberi dampak positif bagi kesehatan dan juga proses kreatifitas anda dalam berkarya?
Sebenarnya kota Pematang Siantar ini baik untuk ditinggali, cuma cuacanya agak ekstrim, di siang hari sangat panas, tapi di malam hari sangat dingin, tapi saya sangat menikmatinya, buktinya saya sudah berdomisili di sini selama 4 tahun lebih, menurut saya dengan keadaan sini yang sangat tenang dan damai bisa memberi pengaruh yang sangat baik untuk ide tulisan saya selama ini.
Bagaimana pendapat anda tentang pengobatan alternatif atau komplementer yang semakin berkembang dalam masyarakat? Apakah pendapat anda tentang konsep selft healing?
Self healing berkaitan dengan Kesehatan holistik yang bisa didapatkan secara mudah dan murah – tanpa biaya dengan belajar memahami semua aspek yang ada di dalam diri karena diri sendirilah yang paling paham dengan tubuh fisik – bukan seorang dokter !
Dengan memberdaya diri memahami semua proses yang terjadi di dalam tubuh dan kemudian mencintai – menyayangi tubuh fisik Anda akan dapat merubah penyakit/‘dis-ease’, rasa tidak nyaman karena penyakit berubah menjadi tubuh yang sehat. Caranya sangat mudah yaitu dengan menyelaraskan tiga unsur yang ada di dalam tubuh yaitu tubuh fisik, nafas serta mind atau pikiran yang meliputi mental & emosional.
Penyakit timbul akibat ketidak-selarasan ketiga unsur ini, utamanya adalah ketidak-selarasan mind atau lebih populer saat ini dengan istilah Stres. Stres akan memicu tubuh untuk membentuk hormon kortisol yang akan menekan sistem kekebalan tubuh sehingga bibit penyakit mudah hinggap dan menyerang. Selain itu stres juga akan mengacaukan semua sistem yang ada di tubuh Anda dan akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
Di dalam kesehatan holistik, memahami tiga unsur yang ada di dalam tubuh yaitu tubuh fisik itu sendiri, nafas serta pikiran adalah sangat penting terutama untuk menjaga keselarasan iramanya karena hal itu yang akan membuat Anda selalu sehat. Mengapa demikian? Apa yang terjadi di lapisan fisik, bisa menggelisahkan pikiran contohnya saat kepanasan dan kegerahan pikiran akan menjadi gelisah. Demikian juga saat pikiran menjadi gelisah nafas serta denyut jantung menjadi kacau pula. Seperti dua sisi mata uang logam itulah fisik dan pikiran Anda, dua lapisan kesadaran yang berbeda namun tak terpisahkan ini dipersatukan oleh nafas.
Apa pendapat anda tentang pola makan tertentu?
Pola makan tertentu menurut saya ada nilai plus dan minusnya, menurut saya lebih baik mengkonsumsi makanan yang beragam jenisnya karena kandungan makanan yang berbeda tentu mambawa efek dan pengaruh bagi tubuh kita
Apa harapan anda khususnya dalam bidang kesehatan secara holistik?
Kesehatan holistik bagi saya sangat bermanfaat karena mengutamakan penyembuhan dari diri sendiri tanpa mengandalkan obat-obatan. Banyak yang tidak memahami konsep tri-tunggal kesehatan holistik ini untuk memperoleh kesehatan secara optimal sehingga mengolah ke tiga lapisan secara terpisah.
Yang mengolah lapisan fisik hanya memperhatikan kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga serta menu makanan yang sehat dan seimbang bagi tubuh.
Yang mengolah energi dengan tata nafas – latihan tenaga dalam, merasa memperoleh kesehatan dengan melakukannya.
Ada juga yang berlatih untuk ‘mengosongkan mind’ untuk menjadi sehat. Ini yang sangat mustahil karena selama anda hidup, selama Anda masih bernafas pikiran akan tetap ada , mind akan tetap ada. Ya, Anda bisa membuat pikiran menjadi lebih jarang – berjarak. Anda bisa menciptakan suatu ruang lebih lebar
Negara Barat sudah sangat mengenal istilah holistic health atau kesehatan holistik yaitu kesehatan secara menyeluruh yang meliputi body, mind & soul (badan, pikiran dan jiwa). Dengan mengolah ketiga lapisan ini mereka beranggapan bisa memperoleh kesehatan secara optimal.
Pendapat ini didapatkan setelah dengan berkembangnya ilmu kedokteran modern yang tidak bisa menyelesaikan masalah kesehatan yang semakin bertambah kompleks, sehingga mereka merubah cara pandang – tidak lagi hanya tubuh fisik yang dianggap menyebabkan penyakit tetapi pikiran dan jiwa juga mempunyai pengaruh yang sangat besar.