Sebelum ini beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan antara masalah pendengaran dengan aerobic hentakan tinggi dan musik bersuara keras dalam ruang latihan. Tetapi penelitian terbaru menemukan bahwa aktivitas fisik ternyata berpengaruh positif pada pendengaran.
Para peneliti pada universitas Miami, Amerika, mengelompokkan orang-orang yang di teliti ke dalam tiga grup berdasarkan tingkat kebugaran pembuluh jantung (kardiovaskuler). Kepada tiga kelompok tersebut di perdengarkan suara keras yang dapat menyebabkan hilangnya pendengaran untuk sementara waktu. Hasilnya terlihat tidak adanya masalah pendengaran yang serius dialami oleh kelompok yang paling bugar. Selain itu pendengaran mereka normal kembali dengan cepat.
Dalam sebuah studi lain yang berkaitan dengan pendengaran, mereka yag kadar kebugaran jantungnya rendah dianjurkan menjalani latihan selama delapan minggu.
Pada akhir program telah terbukti, bahwa mereka yang mengalami masalah pendengaran ternyata juga cepat sembuh. Malahan pendengaran mereka menjadi lebih baik.
Jelas bahwa yang kadar kebugaran kardiovaskulernya tinggi atau rendah, tetapi tidak terpengaruh oleh suara keras musik pengiring aerobic.
Menurut para ahli, hal itu karena kadar protein dalam darah cukup tinggi. Kadar protein seperti itu dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat tekanan, termasuk tekanan akibat suara.